Skip to Content

Category Archives: News

“A TOAST TO MUSIC : CHAIRIS YOGA’S PRIVATE CONCERT”

PERJALANAN YANG TAK MUDAH DARI CHAIRIS YOGA TERSAMPAIKAN DALAM “A TOAST TO MUSIC : CHAIRIS YOGA’S PRIVATE CONCERT”

Pandemi menjadi salah satu ketakutan bagi seluruh orang di dunia. Hidup terasa gelap, kehilangan arah, tak berdaya, dan putus asa. Terkadang, hal yang dibutuhkan adalah keberanian dari satu suara kecil yang tidak menyerah. Dan hal yang dibutuhkan, yaitu bernyanyi. 

Bagi Chairis Yoga, bernyanyi merupakan salah satu cara untuk keluar dari kegelapan, rasa hilang arah, dan ketidakberdayaan. Pandemi yang ditakutkan oleh semua orang ternyata menjadi sebuah pembuka jalan baru bagi Chairis Yoga untuk mewujudkan beberapa impiannya dalam industri musik, yaitu mengarang lagu dan mengajar vokal. Dirinya berhasil melawan dan meninggalkan rasa takutnya untuk memulai sesuatu yang baru. 

Berawal dari lagu anak-anak yang rilis di tahun 2022, hingga saat ini Chairis Yoga telah berhasil memproduksi 9 single yang tersedia di seluruh Digital Streaming Platform.

Chairis Yoga merasa ceritanya ini harus disampaikan kepada semua orang, sehingga pada 30 November 2024 ia mengadakan sebuah private concert yang diberi tajuk “A Toast to Music : Chairis Yoga’s Private Concert”. Sebuah konser yang berisikan lantunan musik indah karya Chairis Yoga. Ia mengajak rekan-rekan yang pernah terlibat dalam proses pembuatan karya-karyanya untuk bersama menampilkan karya tersebut kepada seluruh tamu undangan konser.

Pertama, Chairis Yoga tampil bersama rekan-rekannya dari Rasa Tenang, yang merupakan sebuah bentuk inisiatif dari Gabriella Santoso di tahun 2020 dengan konsep menggabungkan unsur pertunjukkan mendongeng dan lagu bagi kesehatan mental orang dewasa. Dalam “A Toast to Music : Chairis Yoga’s Private Concert”, Rasa Tenang membawakan cerita yang menjadi inspirasi bagi single terbarunya, yang juga merupakan lagu orisinil dari Rasa Tenang ‘One Tiny Voice’. Di setiap akhir paragraf, Rasa Tenang menutupnya dengan alunan lagu indah yang pastinya membuat setiap pendengar merasa sangat tenang. 

Selain Rasa Tenang, Chairis Yoga juga mengajak anak didiknya dalam vokal yang juga ikut terlibat dalam setiap karya yang dirilis olehnya, yaitu Sahlendra, Damar, dan Gege. Ketiga anak ini memiliki peran penting dalam beberapa lagu yang diciptakan oleh Chairis. Lantunan nada-nada indah keluar begitu saja dari mulut ketiga anak yang baru saja menginjak usia 11-12 tahun. 

Rekan-rekan Chairis Yoga dari Jakarta International Community Choir (JICC) juga turut mengambil bagian tampil bersama dirinya dengan membawakan lagu bertajuk ‘The Better Days’. Di penghujung acara, Chairis Yoga menjelaskan bahwa dirinya memiliki impian untuk merilis sebanyak 10 lagu sebelum dirinya menginjak usia 60 tahun, dan hingga saat ini Chairis berhasil merilis 9 lagu yang sudah dapat dinikmati para pecinta musik Indonesia bahkan dunia. Satu single terakhir dibawakannya secara spesial dan perdana di depan para tamu undangan yang hadir dalam private concert tersebut. Lagu tersebut akan segera rilis di tanggal 6 Desember 2024.

“A Toast to Music : Chairis Yoga’s Private Concert” merupakan bentuk syukur Chairis Yoga karena telah mewujudkan mimpinya untuk berkarya di dunia musik. Selain itu, konser ini juga merupakan sebuah bentuk terima kasih serta apresiasi bagi rekan-rekan serta keluarga yang terlibat dalam perjalanan bermusik Chairis Yoga.

 

 

Mencari Makna Lenso Melalui Pameran “Mari Ber-Lenso!”

Jakarta, 24 September 2024 – Apa itu Lenso? Mungkin suatu term yang terdengar asing untuk masyarakat sekarang. Jika dikerucutkan lagi untuk bertanya pada masyarakat yang mendalami kesenian atau sejarawan, Lenso mungkin akan dikatakan sebagai jenis musik. Sebagian yang lain mengatakan Lenso adalah suatu jenis tarian. Mungkin keduanya benar. Disadari atau tidak, Lenso yang berkembang di Indonesia adalah salah satu warisan seni yang digencarkan oleh Presiden Sukarno. Dengan penolakannya pada budaya Barat dan pencarian identitas seni untuk masyarakat Indonesia yang belum lama merdeka, Presiden Sukarno pada saat itu memberi mandat kepada musisi sekaligus terjun langsung untuk mengemas Lenso yang ia sebut sebagai “Lenso Gaya Baru”.

Resmi berdiri sejak tahun 2013, Yayasan Irama Nusantara yang berfokus pada pengarsipan digital musik populer Indonesia, berusaha untuk mendekatkan arsip—secara digital maupun fisik—kepada masyarakat. Salah satunya melalui pameran-pameran yang telah diselenggarakan. Pada tahun 2024 ini, Irama Nusantara memperoleh status sebagai Pihak Penerima Bantuan Operasional dari LPDP Dana Indonesiana, untuk kategori Dukungan Institusional Bagi Organisasi Kebudayaan dengan sub-kategori Pengelolaan Ruang Publik. Pada saat ini ruang publik yang dimaksud adalah Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas), Jalan Abdul Rachman Saleh No. 26, Senen, Kec. Senen, Jakarta Pusat. Sebelum pameran “Mari Ber-Lenso!”, Irama Nusantara telah mengadakan pameran “Biang Kerok; Pameran Arsip Benyamin Suaeb” di sekitar Juni hingga Juli tahun ini.

Dian Onno, Ketua Yayasan Irama Nusantara menyatakan, “Selama 11 tahun ini, Irama Nusantara bekerja secara intensif mengumpulkan arsip digital rilisan musik populer Indonesia. Hingga kini telah terkumpul sebanyak 8.000 rilisan, namun aksesnya masih dipusatkan pada format daring melalui situs website kami. Kami sangat berterima kasih kepada Museum Kebangkitan Nasional dan Unit Museum Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang membuka kesempatan sehingga Irama Nusantara dapat mewujudkan mimpi untuk membuka akses terhadap arsip yang telah kami koleksi secara fisik sehingga bisa langsung diakses oleh publik. Harapannya, selain ketertarikan masyarakat terhadap kekayaan arsip koleksi musik populer Indonesia semakin besar, juga bisa mendorong partisipasi aktif publik untuk berbagi koleksi arsip dan memorabilia musik Indonesia yang mereka miliki.

Pameran “Mari Ber-Lenso!” ini menjadi usaha kedua Irama Nusantara untuk lebih mendekatkan arsip kepada masyarakat. Zikri Rahman peneliti berkebangsaan Malaysia yang bertanggung jawab menjadi kurator untuk pameran kali ini, menyatakan “Penting sekali bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui produk budayanya, salah satunya adalah Lenso. Sebagai tari maupun musik, secara sadar atau tidak, Lenso pasti berpengaruh dalam benak masyarakat secara turun-temurun ke generasi berikutnya.”, jelas Zikri.

Budaya lupa masyarakat Indonesia akan kesejarahannya sendiri terjadi di berbagai sektor. Salah satunya dan yang sangat penting adalah narasi kebudayaan yang dilupakan begitu saja. Entah karena kurangnya pendokumentasian atau memang faktor literasi yang lemah di kalangan masyarakat. Atau mungkin keduanya. Di sini Irama Nusantara berusaha hadir untuk mengingatkan kembali narasi yang memang sudah pernah ada puluhan tahun silam tetapi mungkin terlupa karena beberapa isu menjadi topik sensitif di kemudian hari.”, jelas Gerry Apriryan, Program Manager Irama Nusantara.

Berbagai arsip mulai dari rilisan musik, foto-foto, lembar lirik, dan potongan artikel yang berkutat seputar Lenso akan disajikan dengan berbagai cara. Pameran “Mari Ber-Lenso!” akan  dibuka pada Sabtu, 28 September di Ruang Aula Kebangkitan, Muskitnas hingga akan ditutup pada Minggu, 24 November. Peresmian dibukanya pameran akan disimboliskan denganpenampilan tari Lenso dari Sanggar Tari Sekar Tanjung. Juga diadakan talkshow & music performance. Talkshow pertama bertajuk “Lenso dan Sukarno” yang kami harap dapat menjadi bahasan untuk mengupas bagaimana definisi Lenso yang ingin diperkenalkan oleh Presiden Sukarno. Diskusi ini diramaikan oleh; David Tarigan sebagai moderator, Guruh Sukarnoputra (putra Presiden Sukarno) & Sigit Lingga (Yayasan Bung Karno) sebagai narasumber. Malam harinya, di tempat yang sama, panggung diramaikan oleh Irama Pantai Selatan sebagai salah satu bukti seberapa relevannya pengaruh Lenso pada benak masyarakat muda sekarang.

Keriaan tidak hanya pada hari pembukaan, pada Minggu, 29 September juga terdapat talkshow dengan topik “Dari Gerak Ke Rentak” bersama Yola Yulfianti sebagai moderator, Jack Simanjuntak & Egi Pattinaya. Serta malam harinya ditutup dengan penampilan dari Paduan Suara Dialita.

 

 

Glenn Fredly By Rumabeta Foundation

Yayasan Ruma Beta merupakan sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh mendiang musisi legenda Tanah Air, Glenn Fredly, pada tahun 2011. Ruma Beta menjadikan musik sebagai bahasa penghubung yang bertujuan untuk memberikan dampak positif dalam Sosial Budaya, Pendidikan dan Lingkungan hidup di Indonesia. Melalui Yayasan Ruma Beta, Glenn Fredly berhasil mewujudkan seluruh cita-citanya bagi tanah air dengan menyelenggarakan beberapa kegiatan, seperti Jaga Indonesia, KAMI (Konferensi Musik Indonesia), Kelas Bumi dan Tanda Mata Glenn Fredly.

Menjadi Tonggak Kembalinya Ke Kancah Skena Musik, Hagara Merilis Maxi-Single Terbaru Berjudul ‘Runtuh Serentak’ dan ‘Insan’

Hagara dikenal memiliki perpaduan musik dari beberapa genre seperti progressive rock, post-rock, dan shoegaze. Dengan perpaduan khas erangan gitar yang diiringi dengan ketukan ganjil dari drum, alunan synthesis atmospheric, dan notasi vokal harmonik khas musik pop Indonesia, Hagara menciptakan karya musik yang memikat pendengarnya. Melalui visi artistik mereka, Hagara terus berusaha mendobrak batasan-batasan dan memberikan pengalaman musik yang menggugah dan tak terlupakan.

Menyambut Album Pertamanya, Renaldy Rizky Kembali Merilis Single Ke-6 Bertajuk ‘Emptiness’

Renaldy Rizky adalah penyanyi, penulis lagu sekaligus sekaligus produser musik asal Balikpapan, Indonesia. Mengenal musik sejak Sekolah Menengah Pertama, kemudian Renaldy memutuskan untuk bergabung dengan beberapa band, dan saat ini memilih untuk bersolo karir. Pada tahun 2020, ia memulai debut solonya dengan merilis single bertajuk ‘Kini Telah Berbeda’. Lalu dilanjutkan dengan merilis ‘False Hope’ di bulan November 2020. Sebagai seseorang yang berusia 21 tahun, Renaldy ingin membagikan pandangan dan pemikirannya tentang kehidupan dan cinta. Melalui tulisannya yang dituangkan kedalam lagu, akhirnya ia kembali melepas 3 single terbarunya yang berjudul ‘Cinta Dalam Diam’, ‘Mengalah’ dan ‘Andai Kau Bisa’, dimana seluruh proses mulai dari penulisan lagu, proses rekaman, produksi hingga mixing dan mastering dilakukan sendiri oleh Renaldy Rizky.

Menangkap Energi dan Penampilan Mempesona Selama Tur Birdy, Pamungkas Merilis Album ‘LIVE – Birdy South East Asia Tour’

Maspam Company dan CloutSound dengan bangga mempersembahkan video beserta album audio live yang dinantikan “LIVE – Birdy South East Asia Tour”. Album ini menangkap energi dan penampilan mempesona yang terjadi selama Tur Birdy yang monumental dari Pamungkas.

Bercerita Tentang Kesempatan Kedua, Penyanyi Pendatang Baru Emanuel Aji Merilis Single Pop Balada Bertajuk ‘Selintas’

Penyanyi sekaligus penulis lagu pendatang baru, Emanuel Aji merilis single pop balada keduanya yang bertajuk ‘Selintas’. Rilisan ini menjadi penanda kembalinya Emanuel Aji setelah merilis single perdananya yang bertajuk ‘Taman Bunga’ pada September 2022 lalu.

Meninggalkan Hal-hal Di Masa Lalu Untuk Menuju Kehidupan Baru, Timekeep Merilis Single Terbaru Bertajuk ‘Leaving’

‘Leaving’ memiliki arti untuk meninggalkan hal-hal di masa lalu untuk menuju kehidupan baru atau kenangan baru. Dapat dikatakan move on, tetapi lebih tentang sebuah proses; rasa sakit, kehilangan, luka lama, luka baru dan sebagainya menjadi satu. Jadi memudarnya adalah sebuah proses. Ada dua pandangan dalam hal memudar, bisa memudar hingga berakhir atau memudar adalah bagian dari proses penyembuhan hingga menyatu dan menjadi hidup; bagaimana dengan perspektif pendengar saja.

Bercerita Tentang Masalah Kepercayaan Dalam Percintaan dan Trauma Masa Lalu, Tami Aulia Merilis Single Bertajuk ‘Kamu Di Masa Depan’

Tami Aulia adalah seorang penyanyi asal Lombok, Indonesia yang memulai karirnya saat berusia 17 tahun. Namanya tenar setelah ia melakukan banyak cover lagu-lagu penyanyi ternama dan mengunggahnya ke media sosial. Kali ini, Tami Aulia kembali memulai kisah manisnya di dunia musik melalui single ‘Kamu Di Masa Depan’, sebuah lagu karangan Pika Iskandar yaitu produser dari LOOP Music selaku label musik yang menaungi Tami Aulia.

Lagu Yang Fresh Dan Berbeda Dari Single-Single Sebelumnya, Marion Jola Kembali Merilis Single Terbarunya Bertajuk ‘(Not Your) Cup Of Tea’

Setelah kurang lebih empat bulan lamanya sejak merilis single terakhirnya, kini Marion Jola kembali dengan karya terbarunya yang bertajuk ‘(Not Your) Cup Of Tea’, dan masih di bawah label rekaman Universal Music Indonesia.

YOUR SHOPPING CART

title_goes_here