Skip to Content

About: Admin

Recent Posts by Admin

Mencari Makna Lenso Melalui Pameran “Mari Ber-Lenso!”

Jakarta, 24 September 2024 – Apa itu Lenso? Mungkin suatu term yang terdengar asing untuk masyarakat sekarang. Jika dikerucutkan lagi untuk bertanya pada masyarakat yang mendalami kesenian atau sejarawan, Lenso mungkin akan dikatakan sebagai jenis musik. Sebagian yang lain mengatakan Lenso adalah suatu jenis tarian. Mungkin keduanya benar. Disadari atau tidak, Lenso yang berkembang di Indonesia adalah salah satu warisan seni yang digencarkan oleh Presiden Sukarno. Dengan penolakannya pada budaya Barat dan pencarian identitas seni untuk masyarakat Indonesia yang belum lama merdeka, Presiden Sukarno pada saat itu memberi mandat kepada musisi sekaligus terjun langsung untuk mengemas Lenso yang ia sebut sebagai “Lenso Gaya Baru”.

Resmi berdiri sejak tahun 2013, Yayasan Irama Nusantara yang berfokus pada pengarsipan digital musik populer Indonesia, berusaha untuk mendekatkan arsip—secara digital maupun fisik—kepada masyarakat. Salah satunya melalui pameran-pameran yang telah diselenggarakan. Pada tahun 2024 ini, Irama Nusantara memperoleh status sebagai Pihak Penerima Bantuan Operasional dari LPDP Dana Indonesiana, untuk kategori Dukungan Institusional Bagi Organisasi Kebudayaan dengan sub-kategori Pengelolaan Ruang Publik. Pada saat ini ruang publik yang dimaksud adalah Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas), Jalan Abdul Rachman Saleh No. 26, Senen, Kec. Senen, Jakarta Pusat. Sebelum pameran “Mari Ber-Lenso!”, Irama Nusantara telah mengadakan pameran “Biang Kerok; Pameran Arsip Benyamin Suaeb” di sekitar Juni hingga Juli tahun ini.

Dian Onno, Ketua Yayasan Irama Nusantara menyatakan, “Selama 11 tahun ini, Irama Nusantara bekerja secara intensif mengumpulkan arsip digital rilisan musik populer Indonesia. Hingga kini telah terkumpul sebanyak 8.000 rilisan, namun aksesnya masih dipusatkan pada format daring melalui situs website kami. Kami sangat berterima kasih kepada Museum Kebangkitan Nasional dan Unit Museum Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang membuka kesempatan sehingga Irama Nusantara dapat mewujudkan mimpi untuk membuka akses terhadap arsip yang telah kami koleksi secara fisik sehingga bisa langsung diakses oleh publik. Harapannya, selain ketertarikan masyarakat terhadap kekayaan arsip koleksi musik populer Indonesia semakin besar, juga bisa mendorong partisipasi aktif publik untuk berbagi koleksi arsip dan memorabilia musik Indonesia yang mereka miliki.

Pameran “Mari Ber-Lenso!” ini menjadi usaha kedua Irama Nusantara untuk lebih mendekatkan arsip kepada masyarakat. Zikri Rahman peneliti berkebangsaan Malaysia yang bertanggung jawab menjadi kurator untuk pameran kali ini, menyatakan “Penting sekali bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui produk budayanya, salah satunya adalah Lenso. Sebagai tari maupun musik, secara sadar atau tidak, Lenso pasti berpengaruh dalam benak masyarakat secara turun-temurun ke generasi berikutnya.”, jelas Zikri.

Budaya lupa masyarakat Indonesia akan kesejarahannya sendiri terjadi di berbagai sektor. Salah satunya dan yang sangat penting adalah narasi kebudayaan yang dilupakan begitu saja. Entah karena kurangnya pendokumentasian atau memang faktor literasi yang lemah di kalangan masyarakat. Atau mungkin keduanya. Di sini Irama Nusantara berusaha hadir untuk mengingatkan kembali narasi yang memang sudah pernah ada puluhan tahun silam tetapi mungkin terlupa karena beberapa isu menjadi topik sensitif di kemudian hari.”, jelas Gerry Apriryan, Program Manager Irama Nusantara.

Berbagai arsip mulai dari rilisan musik, foto-foto, lembar lirik, dan potongan artikel yang berkutat seputar Lenso akan disajikan dengan berbagai cara. Pameran “Mari Ber-Lenso!” akan  dibuka pada Sabtu, 28 September di Ruang Aula Kebangkitan, Muskitnas hingga akan ditutup pada Minggu, 24 November. Peresmian dibukanya pameran akan disimboliskan denganpenampilan tari Lenso dari Sanggar Tari Sekar Tanjung. Juga diadakan talkshow & music performance. Talkshow pertama bertajuk “Lenso dan Sukarno” yang kami harap dapat menjadi bahasan untuk mengupas bagaimana definisi Lenso yang ingin diperkenalkan oleh Presiden Sukarno. Diskusi ini diramaikan oleh; David Tarigan sebagai moderator, Guruh Sukarnoputra (putra Presiden Sukarno) & Sigit Lingga (Yayasan Bung Karno) sebagai narasumber. Malam harinya, di tempat yang sama, panggung diramaikan oleh Irama Pantai Selatan sebagai salah satu bukti seberapa relevannya pengaruh Lenso pada benak masyarakat muda sekarang.

Keriaan tidak hanya pada hari pembukaan, pada Minggu, 29 September juga terdapat talkshow dengan topik “Dari Gerak Ke Rentak” bersama Yola Yulfianti sebagai moderator, Jack Simanjuntak & Egi Pattinaya. Serta malam harinya ditutup dengan penampilan dari Paduan Suara Dialita.

 

 

Kojek Rap Betawi – 100 Tahun Sitor Situmorang

MEMPERINGATI 100 TAHUN PENYAIR SITOR SITUMORANG, KOJEK RAP BETAWI MERILIS ALBUM ‘100 TAHUN SITOR SITUMORANG’

Sitor Situmorang lahir 2 Oktober 1924 di Harianboho, satu desa di kaki gunung Pusuk Bukit yang dianggap sebagai tempat berasalnya suku Batak di pulau Sumatera. Sitor Situmorang dikenal sebagai seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Semasa hidupnya, Sitor Situmorang berhasil merilis beberapa karya berupa sajak, cerpen, esai, naskah drama, naskah film, telaah sejarah lembaga pemerintahan Batak Toba, dan menerjemahkan karya sastra mancanegara. Sebagai seorang penyair, Sitor tak hanya menulis dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga dalam satu masa dirinya pernah menulis sajak-sajaknya langsung dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Walaupun saat ini raga dan jiwanya telah tiada, namun karya-karyanya tetap selalu ada dan dikenang sepanjang masa.

Sebagai bentuk apresiasi atas segala karya yang telah diciptakan oleh Sitor Situmorang dan sebuah peringatan akan 100 tahun Sitor Situmorang, Kojek Rap Betawi seorang penggerak budaya merilis sebuah album bertajuk ‘100 Tahun Sitor Situmorang’. Dalam album ini, Kojek Rap Betawi menyanyikan beberapa sajak karya Sitor Situmorang. Sajak-sajak tersebut dinyanyikan oleh Kojek dengan ciri khasnya sebagai seorang rapper. Album ini berisikan 10 lagu dengan masing-masing lagu berdurasi 1-3 menit.

Song List Album ‘100 Tahun Sitor Situmorang’ : 

  1. Pasar Senen 
  2. Paris Janvier 
  3. Purnama Ibukota
  4. Sacré Cœur
  5. Jakarta
  6. Eksil
  7. Boulevard Montparnasse
  8. Lagu Jembatan Kota Paris
  9. Si Anak Hilang
  10. Pont Neuf

 

Album ‘100 Tahun Sitor Situmorang’ diharapkan dapat menjadi sebuah langkah awal untuk memperkenalkan karya-karya dari sang penyair legenda, Sitor Situmorang ke masyarakat luas terkhusus generasi muda saat ini.

‘100 Tahun Sitor Situmorang’ sudah dapat didengarkan pada DSP kesayangan kalian!

 

 

 

 

AKSILARASI: Mandalika – Cilokaq

AKSILARASI : MANDALIKA

MANDALIKA

Sebuah wilayah yang terkenal dengan keindahannya serta keterlibatannya dalam acara olahraga bergengsi dunia, MotoGp, merupakan sebuah wilayah yang terletak pada Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Selain keindahannya, Mandalika juga terkenal dengan kebudayaannya yang begitu unik serta beragam sehingga dinobatkan menjadi Destinasi Super Prioritas pada program Aksilarasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

 

AKSILARASI 2024

Aksilarasi merupakan sebuah program komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) dalam melakukan pendampingan, penciptaan serta pemanfaatan produk kreatif di Destinasi Super Prioritas agar masyarakat dapat menciptakan produk kreatif unggulan pada subsektor musik, film, penerbitan, seni pertunjukan, dan seni rupa. Melalui program Aksilarasi ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ingin memperkenalkan serta meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Destinasi Super Prioritas melalui produk ekonomi kreatif lokal. 

 

Mandalika yang merupakan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas mempersembahkan sebuah karya kreatif pada subsektor Musik.

 

CILOKAQ

Cilokaq merupakan sebuah musik tradisional khas suku Sasak, Nusa Tenggara Barat. Musik ini berasal dari sebuah permainan gambus yang membawakan lagu-lagu untuk mengisi waktu senggang dan sebagai pelepas lelah. 

 

Cilokaq merupakan seni musik bernafaskan padang pasir yang komposisi lagunya bersumber dari nada gambus tunggal. Seiring berjalannya waktu, musik Cilokaq dikembangkan lagi dengan menambahkan alat-alat musik lain, seperti jidur, suling, gitar, dan gendang (ketipung). 

 

Terdapat 5 lagu khas Mandalika yang disajikan dalam Album ‘AKSILARASI : Mandalika’. 

 

  1. Resonansi Dunie

Lagu ini menjadi lagu pembuka dalam Album ‘AKSILARASI : Mandalika’, bercerita tentang pengaruh budaya luar yang masuk ke daerah Lombok, yang dimana Lombok memiliki nilai serta adat budayanya tersendiri. Lagu ini menjadi sebuah pengingat bagi generasi muda saat ini, untuk terus menjaga budaya yang telah ada, jangan sampai lengah dan tergoyahkan dengan adanya pengaruh budaya luar.

 

  1. Seribu Masjid

‘Seribu Masjid’ merupakan sebuah ungkapan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan atas tanah tempat dilahirkan dengan keadaan yang subur, aman, damai, tentram dengan segala keindahan di dalamnya. 

 

Judul ‘Seribu Masjid’ sendiri diambil dari julukan yang sering diutarakan bagi pulau Lombok, yaitu seribu masjid.

 

  1. Pancing Lindung

‘Pancing Lindung’ memiliki arti pancing belut yang dimana diketahui bahwa belut merupakan binatang yang licin dan susah sekali untuk ditangkap, sama seperti cerita dibalik lagu ini, dimana seorang lelaki yang jatuh cinta namun tak pernah berhasil menaklukan hati sang wanita.

 

  1. Kute Mandalike

Mandalika terkenal dengan keindahan alamnya, maka dari itu lagu ini menceritakan tentang indahnya pantai Kuta Mandalika yang telah mendunia. Lirik dalam lagu ini menggambarkan keindahan pantai berpasir putih, bukit-bukit yang hijau dan ombak yang bagus untuk berselancar. 

 

  1. Balek Bembek

Lagu ini merupakan sebuah pantun remaja yang sedang merasakan jatuh cinta atau lebih dikenal dengan istilah cinta monyet. Dalam lagu ini juga terdapat wanita yang meluapkan isi hatinya melalui pantun-pantun yang menggunakan bahasa Sasak.

 

Melalui Album ini, diharapkan masyarakat Indonesia bahkan mancanegara dapat lebih mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya budaya yang ada di Mandalika.

 

Album ‘AKSILARASI : Mandalika’ sudah dapat didengarkan pada DSP kesayangan kalian!

 

 

 

 

AKSILARASI: Labuan Bajo – Florest Human Orchestra

AKSILARASI : LABUAN BAJO

LABUAN BAJO

Sebuah surga tersembunyi yang berada di Indonesia bagian timur. Terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Nusa Tenggara Barat, dipisahkan oleh Selat Sape. Keindahan alam dan keunikan budayanya membuat Labuan Bajo termasuk dalam lima Destinasi Super Prioritas yang sedang dikembangkan di Indonesia melalui program Aksilarasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

AKSILARASI 2024

Aksilarasi merupakan sebuah program komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) dalam melakukan pendampingan, penciptaan serta pemanfaatan produk kreatif di Destinasi Super Prioritas agar masyarakat dapat menciptakan produk kreatif unggulan pada subsektor musik, film, penerbitan, seni pertunjukan, dan seni rupa. Melalui program Aksilarasi ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ingin memperkenalkan serta meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Destinasi Super Prioritas melalui produk ekonomi kreatif lokal. 

Mandalika yang merupakan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas mempersembahkan sebuah karya kreatif pada subsektor Musik.

FLORES HUMAN ORCHESTRA

Flores Human Orchestra (FHO) merupakan komunitas musisi lokal Labuan Bajo yang memiliki fokus terhadap pelestarian budaya, terkhusus musik. Flores Human Orchestra (FHO) seringkali menampilkan lagu-lagu yang diciptakan oleh mereka sendiri dengan ciri khasnya yang unik dan menawan, dan pastinya menonjolkan musik-musik tradisional khas Manggarai.

Terdapat 15 lagu Flores Human Orchestra (FHO) yang disajikan dalam Album ‘AKSILARASI : Labuan Bajo’.

 

  1. Bombong

Lagu rakyat Manggarai yang menggambarkan kebiasaan unik dari orang Manggarai yang selalu meriah ketika berkumpul. Bernyanyi dan menari dalam lingkaran dengan penuh semangat guna meluapkan kegembiraan tak terhingga yang mereka rasakan. 

‘Bombong’ juga menggambarkan betapa menawan dan memikatnya Labuan Bajo sehingga menjadi sebuah destinasi wisata dunia yang wajib untuk dikunjungi oleh siapapun.

Composed by Folksong

Vocal : Elias Wangkut, All Artist FHO

 

  1. Ringkikok

Lagu ini bercerita tentang sebuah nyanyian merdu dari gadis-gadis desa yang terpesona ketika melihat seorang pemuda berpenampilan yang tidak biasa, memasuki desa dengan mengendarai kuda perkasa untuk menjajakan barang dagangannya.

Composed by Folksong

Vocal : All Artist FHO

 

  1. Riang

Merupakan lagu rakyat Manggarai yang merangkum kecintaan dan kebangaan terhadap potensi alam yang melimpah, serta sebuah ajakan untuk memelihara dan menghargai warisan sejarah dan budaya yang ada di Manggarai. ‘Riang’ juga menjadi sebuah inspirasi bagi para pendengar untuk merenung dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang menghormati alam demi keberlangsungan generasi mendatang.

Composed by Folksong

Vocal : Rikardus Ngaca, All Artist FHO

 

  1. Kakor Lalong

‘Kakor Lalong’ merupakan sebuah nyanyian dari seorang wanita yang merindukan lelakinya yang pulang membawa hasil buruan dan pagi tiba untuk menyambut kehadiran lelaki pujaannya tersebut.

Composed by Folksong

Vocal : Any Sabu, All Artist FHO

 

  1. Toto Ndeng

Lagu rakyat Manggarai yang dinyanyikan oleh gadis-gadis desa selagi bermain dan menari. Lagu ini berisi sindiran pada laki-laki yang suka berbohong atau menggombal pada gadis-gadis desa.

Composed by Folksong

Vocal : All Artist FHO

 

  1. Gong Dance

‘Gong Dance’ merupakan sebuah perpaduan harmonis antara ketukan khas daerah Manggarai, nyanyian yang begitu memukau, serta kolaborasi musik tradisional dan modern yang menakjubkan.

Composed by Folksong

Vocal : All Artist FHO

 

 

 

 

Mutia Ayu – Beta Rindu

Rasa rindu yang mendalam akan sosok kekasih mungkin akan selalu meliputi Mutia Ayu. Genap empat tahun sang kekasih, Glenn Fredly, pergi meninggalkan dirinya dan si buah hati untuk selamanya. Walaupun sedih dan rindu bercampur menjadi satu, Mutia Ayu tetap tegar dan berharap dapat bertemu kembali dengan pujaan hatinya. 

Tepat di hari anniversarynya, 19 Agustus 2024, Mutia Ayu membagikan ungkapan rindunya melalui sebuah single bertajuk ‘Beta Rindu’. Berbeda dari yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya, Mendy, lagu ini menjadi terdengar jauh lebih sedih dikarenakan keadaan yang saat ini dirasakan oleh Mutia Ayu. Lirik berbahasa Ambon ini dinyanyikan oleh Mutia Ayu dengan tulus dari hati paling dalam yang keluar sebagai doa dan sebuah harapan agar bisa cepat bertemu Bung Glenn Fredly. 

Beta tunggu

Beta masih tunggu ale sayang

Sampe katong dua bakudapa

Beta slalu jaga katong pung cinta

Mutia Ayu – Beta Rindu

Lirik tersebut menjadi sebuah harapan dan sebuah penantian kapan ajal menjemputnya hingga dapat bertemu sang suami yang telah terpisahkan. 

Single ‘Beta Rindu’ diharapkan dapat menjadi penawar rindu bagi Mutia Ayu dan bagi para penggemar Bung Glenn Fredly. ‘Beta Rindu’ sudah dapat didengarkan pada seluruh DSP kesayangan kalian!

SONG CREDITS

Composed and written by Aldisyah Latuihamallo

Produced by Pradea Aldi & Aldisyah Latuihamallo

Arranged by Pradea Aldi

Keyboards: Pradea Aldi

Synth: Aldisyah Latuihamallo

Strings: Igor Sopamena

Acoustic Guitar: Andre Dinuth

Backing Vocals : Zelo

Mix Mastered by Rayendra Sunito

Publisher: Mahakarya Bagus Indonesia

Distributed by Musik Bagus Indonesia

 

 

 

 

Paul Latumahina – Morning Boost

Golden Age Tak Menjadi Masalah Bagi Paul Latumahina Untuk Terus Berkarya Hingga Rilis ‘MORNING BOOST’

Paul Latumahina merupakan seorang penyanyi, produser, stage burner dan salah satu mantan vokalis grup band R&B yang namanya melambung di tahun 2000-an, T-Five. Setelah kurang lebih 21 tahun berkarya bersama T-Five, tahun 2021 Paul memutuskan untuk meninggalkan T-Five dan fokus berkarya bersama PLNF (Paul Latumahina N Friends). Di tahun yang sama, Paul juga berhasil menciptakan sebuah album solo yang bertajuk ‘Drama Coach’. Kini, Paul Latumahina kembali untuk memberikan semangat lewat single terbarunya yang bertajuk ‘MORNING BOOST’. 

MORNING BOOST’ ditulis sendiri oleh Paul dan dijadikan sebuah pengingat bagi dirinya untuk sadar, bangkit serta semangat untuk keluar dari situasi yang membuatnya sedih dan trauma. Lagu ini ditulis oleh Paul untuk meningkatkan pikiran positif dan membuat diri untuk memasuki suasana hati yang baik serta pikiran yang bahagia. Pemilihan judul ‘MORNING BOOST’ diharapkan dapat menjadi sebuah dorongan positif bagi para pendengar berlaku setiap hari dan dimanapun mereka membutuhkannya.

‘MORNING BOOST’ hadir bertepatan dengan hari pertambahan usia Paul Latumahina, yaitu 11 Agustus 2024. “Golden Age” bukanlah penghalang bagi Paul untuk terus menyalurkan dorongan positif bagi para pecinta musiknya. Single ini dijamin bakalan bikin hari menjadi baik dan tentunya penuh dengan semangat.

Melalui single ‘MORNING BOOST’, Paul Latumahina berharap dapat membuat setiap orang yang mendengarnya merasa bahagia dan memiliki dorongan positif di setiap hati dalam kehidupan yang dijalaninya. 

MORNING BOOST’ milik Paul Latumahina sudah dapat kalian dengarkan pada seluruh DSP kesayangan kalian! 

MORNING BOOST

Composed by Paul Latumahina

Production by Andre Dinuth

Arranged by Andre Dinuth & Paul Latumahina

Percussion by George Tanasale

Mixed & Mastered by Rayendra Sunito

 

 

 

 

Orchidaria – Sama-sama Melepaskan

Lyric:
Sama-sama Melupakan

 

Verse 1:
Jikapun aku mampu

Aku tak akan mau

Melupakan mata itu

 

Di suatu pagi yang beku

Sesaat sebelum matahari merekah

Yang memaksa gerimis jatuh di pipimu

 

Verse 2:
Jikapun aku mau

Aku tak akan mampu

Melupakan pagi itu

 

Ketika tubuhku menggigil

Tapi kecupanmu membakar nafasku

Uap meluap dari bibirku saat berbisik

“Aku harus pergi!”

 

Chorus 1:
Bertahun-tahun kau dan aku

Sama-sama berjuang

Kau menjadi tubuh

Dan aku menjadi peluk

 

Verse 3:
Kini, untuk terakhir kali

Kita kembali harus berjuang

Untuk sama-sama melupakan


Credit:


Music Produced by Paus @azizfauz & Iyyos Wahyu @iyyoswahyu

Lyric from “Sayap-sayap Phoenix” by Paman @paman.aan

 

Vocal by Flo @asjnn_

Accoustic Guitar by Paus @azizfauz

Cello by Billy Aryo @billy_aryo

Piano by Iyyos Wahyu @iyyoswahyu

Record Engineered by Andrew Setiawan @drwsetiawan & Sinyo Drumboy @sinyo_luntungan

Recorded at Ebony Ivory Studio @ebonyivorystudio_

Mixed by Irene Edmar @renedmar

Artwork by Orchidaria @orchidaria.music

 

 

 

 

Mendy – Beta Rindu

WALAUPUN RINDU, HARUS TETAP SABAR DAN PERCAYA DIA BAKA L BALIK! MENDY MERILIS SINGLE PERDANA BERTAJUK ‘BETA RINDU’ YANG COCOK BAGI KAUM LDR

IvRindu menjadi salah satu kata yang sering diucapkan ketika menjalin sebuah hubungan LDR.Rasa rindu kerap membuat pikiran dan hati menjadi tak tenang. Namun, jika dalam hubungan tersebut terdapat kepercayaan dan kesetiaan yang dijadikan kunci utama hubungan LDR akan berhasil. Itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Mendy lewat single perdananya yang diberi tajuk ‘Beta Rindu’.

Mendy merupakan seorang Tiktoker yang dikenal melalui konten-konten uniknya yang menampilkan kefasihannya dalam menggunakan bahasa Ambon. Walaupun tak terlihat sedikitpun dari parasnya yang menunjukkan dirinya adalah keturunan suku Ambon, tetapi Mendy tetap percaya diri dan bangga menyatakan bahwa dirinya adalah ‘Nona Ambon’.

Dalam single perdananya ini, Mendy ingin menyampaikan sesuatu hal yang sering dirasakan oleh banyak orang bahkan dirinya sendiri pun sedang berada dalam fase ini. Single ‘Beta Rindu’ bercerita tentang seorang perempuan yang berada dalam hubungan LDR sedang merindukan segala kenangan dan perilaku yang sering dilakukan pasangannya ketika masih bersama. Satu hal yang dirinya yakini adalah pasangannya pasti akan kembali. Maka dari itu, dirinya akan selalu setia menunggu sampai keduanya dapat bertemu hingga kembali merangkai kenangan demi kenangan dalam hubungan mereka.

Beta tunggu
Beta masih tunggu ale sayang
Sampe katong dua bakudapa
Beta slalu jaga katong pung cinta
Mendy – Beta Rindu. 

 

Lagu ini terbilang cukup unik dikarenakan liriknya yang menggunakan bahasa Ambon. Tetapi tenang saja, karena bahasa Ambon yang digunakan masih mudah untuk dipahami.Walaupun menggunakan bahasa dari daerah Ambon, lagu ini tentunya berbeda dari lagu-lagu Pop Ambon pada umumnya. ‘Beta Rindu’ dikemas dalam nuansa yang ringan dan lebih kekinian, sama seperti lagu-lagu Pop di tahun 2024 ini yang dapat membuat para pendengar larut dalam lantunan dari karya ini.

Single ‘Beta Rindu’ juga akan dirilis dalam bentuk Music Video. Konsep dari MV ‘Beta Rindu’ akan lebih menunjukkan betapa rindunya Mendy terhadap pasangannya yang diperankan oleh Pattra. Proses shooting dari MV ini dilakukan di 1920 Lounge yang berlokasi di Hotel Grand Kemang. Selain itu, Orang Tua Group juga ikut serta dalam proses shooting MV ini dengan memberikan supportnya hingga akhir proses shooting.

Melalui single perdananya ini, Mendy berharap lagu ini dapat diterima baik oleh para pendengar dan juga pecinta musik Indonesia. “Bagi para pejuang LDR tetaplah yakin dan percaya bahwa pasangan kalian bakal balik, tetap sabar dan percaya karena aku yakin pasti bakal berhasil,” ujar Mendy.

Single ‘Beta Rindu’ sudah dapat didengarkan pada seluruh DSP kesayangan kalian!

LYRICS
MENDY – BETA RINDU
Talalu lama katong tapisah
Ale disana, Beta disini..sandiri.
Sagala hari se bilang beta..
Seng akan lama, se pasti bale par beta.
Beta rindu
Rindu ale polo beta sayang
Sapu – sapu beta pung kapala..manyanyi lagu cinta par beta.
Beta tunggu
Beta masih tunggu ale sayang
Sampe katong dua bakudapa
Beta slalu jaga katong pung cinta.
SONG CREDITS
Written and composed by Aldisyah Latuihamallo
Arranged and produced by Aldisyah Latuihamallo
Guitars: Stefanus
Mix and mastered by Rayendra Sunito
Recorded at Harper Studio
Vocal directed by Aldisyah Latuihamallo
Backing vocals: Mendy

 

 

 

 

Ivan Nestorman

Perajut Neo-Tradisi, Ivan Nestorman, Merilis Maxi-Single Yang Masing-Masing Bertajuk ‘One Limen’ dan ‘Dance In 7/8’

Ivan Nestorman merupakan salah satu musisi asal Indonesia Timur, yaitu Flores, NTT. Sosok ini dikenal sebagai salah satu musisi yang sukses memperkenalkan cita rasa musik dari Flores ke seantero Indonesia, bahkan ke seluruh dunia. Tak hanya berkutat dalam musik tradisional, Ivan Nestorman mengembangkannya ke dalam ekspresi musik modern. Dan bahan utamanya adalah kekayaan bunyi bahasa Flores. 

Dari segi instrumen, Ivan Nestorman menggunakan musik-musik akustik dengan bunyi-bunyian sederhana, seperti gitar, piano, hingga alat musik tradisional NTT, Sasando. Komposisi musik tersebut dipadukan dengan lirik berbahasa Manggarai, dengan penekanan pada eksplorasi bunyi kata-kata. 

Ivan Nestorman sejak lama dikenal sebagai perajut Neo-Tradisi. Neo-Tradisi sendiri memiliki pengertian sebagai musik kontemporer yang memadukan unsur tradisional dengan yang kekinian. Bagi Ivan, Neo-Tradisi adalah bagaimana cara dirinya menyampaikan musik tradisi dalam bentuk yang lebih universal dan bisa lebih mudah dipahami oleh para pendengar dari berbagai macam kebudayaan. Musik Neo-Tradisi yang dibawakannya bisa saja menjelma menjadi berbagai macam genre, mulai dari Jazz hingga Reggae.

Begitu banyak karya yang telah dirilis oleh Ivan Nestorman, baik dalam bahasa asing maupun bahasa daerah. Di tahun 2024 ini, Ivan Nestorman kembali merilis karya Maxi-Single yang masing-masing diberi tajuk ‘One Limen’ dan ‘Dance In 7/8’

 

TENTANG ‘ONE LIMEN’

Lagu ‘One Limen’ menjadi sebuah pertanda akan kepasrahan manusia kepada Tuhan penciptanya. One Limen sendiri memiliki arti di tangannya, maka dari itu arti dari lagu ini sendiri dimana manusia pasrah di hadapan penciptanya karena meyakini bahwa segala sesuatu ada dalam tanganNya, tangan Tuhan. 

Lagu ini mengandung unsur Jazz, namun tetap dibalut dalam nuansa Folks. Lirik dalam lagu ini ditulis dalam bahasa asli dari Nusa Tenggara Timur. 

Melalui ‘One Limen’, Ivan Nestroman ingin memperkenalkan lebih lagi mengenai tradisi Nusa Tenggara Timur, dan ingin menyampaikan pesan bahwa segala sesuatu yang kita hadapi, kita butuhkan diserahkan pada Tuhan sang pencipta, karena hanya Ia yang tahu apa yang terbaik untuk kita.

 

TENTANG ‘DANCE IN 7/8’ 

‘Dance In 7/8’ merupakan sebuah lagu yang menggunakan birama 7/8 sama seperti Waltz Yunani. Lagu ini bercerita tentang keceriaan seorang musisi ketika menemukan sebuah irama bernama Dolo-Dolo, artinya sebuah irama yang membuatnya senang sama seperti ketika dirinya menemukan seorang kekasih. 

Lagu ini dibawa menggunakan lirik berbahasa Inggris dengan sentuhan Jazz indah di dalamnya, baik dalam progresinya dan juga cara penyampaiannya.

Melalui Maxi-Single ini, Ivan Nestorman berharap agar karyanya semakin dikenal oleh masyarakat luas dan diterima baik para pendengarnya. ‘One Limen’ dan ‘Dance In 7/8’ sudah dapat didengarkan pada seluruh Digital Streaming Platform kesayangan kalian. 

 

 

 

 

Debora Jemadu – Kembali

Debora Jemadu ‘Kembali’ Berkarya Melalui EP Terbarunya

Debora Jemadu merupakan seorang gitaris sekaligus vokalis asli Manggarai, NTT. Memiliki ketertarikan yang lebih dalam bidang musik membuat Debora menjalankan karirnya di dunia musik secara independen sejak tahun 2015. 

Tahun 2015, Debora memulainya dengan merilis sebuah single berjudul ‘Setrika’, kemudian dilanjutkan dengan merilis beberapa single lainnya, seperti ‘Changing’ (2019), ‘Should Have Been’ (2020), ‘Euphoria’ (2020), ‘Maneutas’ (2020), ‘Pemenang’ (2021), ‘Jakarta’ (2022), dan ‘Intertwined Wings’ ft. Shann Theodora (2023). Di tahun 2018, Debora sempat merilis sebuah EP berjudul ‘Sahaja’ yang dirilis hanya dalam bentuk fisik. Dalam setiap karya-karya yang berhasil diciptakannya, Debora memanjakan para pendengarnya melalui suaranya yang lembut, alunan nada-nada dari alat musik yang identik dengan progresi chord manis serta menghadirkan suara yang tak terduga, dan juga lirik-lirik yang bercerita tentang cinta dan kehidupan yang dialami olehnya.

Setelah menjalani kesibukan sebagai seorang pengajar selama 6 tahun, Debora Jemadu kembali berkarya lewat EP terbarunya yang berjudul ‘Kembali’. Berisikan empat lagu yang masing-masing diberi judul ‘Selamanya’, ‘Dewi’, ‘Know What You Want’, dan ‘Peluk’ dimana masing-masing memiliki artinya tersendiri bagi seorang Debora Jemadu.

Melalui EP ‘Kembali’ ini, Debora berharap karya ini menjadi sebuah titik baru perjalanan bermusik bagi dirinya serta menjadi cerita baru bagi para pendengar musiknya. EP ‘Kembali’ sudah dapat didengarkan dalam DSP kesayangan kalian!

 

 

 

 

 

Recent Comments by Admin

    No comments by Admin

YOUR SHOPPING CART

title_goes_here